Iran telah memulai kampanye vaksinasi melawan COVID-19 menggunakan vaksin Sputnik V yang dikembangkan Rusia.
“Orang pertama yang menerima vaksin Sputnik Rusia adalah anak saya sendiri,” kata Menteri Kesehatan Saeed Namaki pada upacara di Rumah Sakit Imam Khomeini di Teheran. disiarkan langsung di televisi pada 8 Februari.
Wakil Menteri Kesehatan Alireza Raisi mengatakan bahwa personel medis yang merawat pasien COVIV-19, orang tua, penyandang cacat, dan veteran akan menjadi orang Iran pertama yang menerima suntikan itu.
Gelombang pertama Sputnik V tiba di Teheran pada 4 Februari, dan otoritas Iran mengatakan dua pengiriman lagi diharapkan pada 18 dan 28 Februari.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Kianoush Jahanpour mengatakan kepada AFP bahwa negara telah membeli 2 juta dosis vaksin.
Hasil uji coba tahap akhir yang ditinjau oleh rekan sejawat yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet minggu lalu menunjukkan rejimen dua dosis Sputnik V adalah 91,6 persen efektif melawan gejala COVID-19.
Namaki mengatakan negara itu juga akan menerima 4,2 juta dosis vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan Anglo-Swedia AstraZeneca dan Universitas Oxford, yang dibeli melalui mekanisme COVAX yang didukung Organisasi Kesehatan Dunia.
Iran juga sedang mengerjakan vaksin yang dikembangkan secara lokal.
Virus korona telah menginfeksi lebih dari 1,4 juta orang di Iran, negara yang paling terpukul oleh pandemi di Timur Tengah, dan menewaskan lebih dari 58.500, menurut otoritas kesehatan.
Dengan pelaporan oleh AFP
Diposting dari HK Hari Ini