Polisi Georgia menyerbu kantor partai pemimpin oposisi Nika Melia dan menangkapnya lebih awal pada tanggal 23 Februari dalam sebuah serangan kekerasan yang menggunakan gas air mata.
Penangkapan itu terjadi beberapa hari setelah Perdana Menteri Giorgi Gakharia mengundurkan diri menyusul ketidaksepakatan mengenai apakah akan menahan politisi terkemuka itu.
Melia, yang memimpin partai oposisi Gerakan Nasional Bersatu (ENM), telah dituduh menghasut kekerasan pada protes jalanan pada Juni 2019, tuduhan yang dia anggap bermotif politik.
Pengadilan Tbilisi pekan lalu memerintahkan agar dia ditahan karena diduga gagal mengirimkan jaminan. Kementerian Dalam Negeri saat itu mengumumkan penundaan pelaksanaan perintah penahanan Melia menyusul pengunduran diri Perdana Menteri Giorgi Gakharia.
Rekaman televisi langsung menunjukkan Melia, pemimpin ENM, diseret dari markas partai untuk ditempatkan dalam penahanan pra-sidang.
Ratusan polisi anti huru hara menggunakan gas air mata terhadap para pendukung Melia dan para pemimpin dari semua partai oposisi negara, yang telah berkemah di gedung itu sejak 17 Februari, tayangan langsung TV Mtavari menunjukkan.
Lusinan pendukung oposisi ditahan.
“Terkejut dengan pemandangan di [ENM] markas besar pagi ini, “Duta Besar Inggris Mark Clayton tulis di Twitter. “Kekerasan dan kekacauan di Tbilisi adalah hal terakhir yang dibutuhkan Georgia saat ini. Saya mendorong semua pihak untuk bertindak dengan menahan diri, sekarang dan dalam beberapa hari mendatang.”
Penangkapan Melia terjadi sehari setelah parlemen Georgia menyetujui pemerintahan baru yang dipimpin oleh Perdana Menteri Irakli Garibashvili menyusul pengunduran diri Gakharia pada 18 Februari, yang mengatakan langkahnya dipicu oleh ketidaksepakatan dengan timnya sendiri atas perintah untuk menahan Melia.
Garibashvili dan kabinet yang diusulkannya didukung oleh 89 deputi dengan dua orang menentang di parlemen yang beranggotakan 150 orang, di mana ENM dan partai-partai kecil memboikot proses.
Kancah politik bagi 4 juta orang di negara Kaukasus itu berada di ambang krisis sejak pemilihan umum Oktober yang didominasi oleh partai Georgian Dream tetapi yang menurut pengawas independen dirusak oleh penyimpangan.
Gakharia sempat mengatakan penangkapan Melia tidak bisa diterima jika mengancam akan memicu perpecahan politik di negara Kaukasus yang berpenduduk 3,7 juta jiwa itu.
Dengan pelaporan oleh Reuters dan AFP
Diposting dari Result HK